Popular Posts

Kamis, 26 September 2019

GERAK JALAN PAC ANSOR dan FATAYAT REJOSO

Rejoso (wartabromo.com) – Ratusan warga Kecamatan Rejoso berkumpul di Kantor Kecamatan setempat, Minggu (1/9/2019) pagi. Mereka berkelompok sangat rapi, menunjukkan identitas masing – masing dengan nuansa yang tidak seperti biasanya.
“Santri….!!! Nderek Kyai Sampek Mati, ” teriak salah satu grup yang berseragam Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama.
Ya, awal tahun baru Islam 1441 Hijriyah ini dirayakan oleh warga Kecamatan Rejoso terutama kalangan Nahdliyin dengan menggelar gerak jalan ala santri yang diikuti oleh Banom – Banom NU Kecamatan Rejoso diantaranya, IPNU – IPPNU, Fatayat, Ansor dan Muslimat serta IGRA.
Menarik, karena setiap Badan Otonom NU tingkat ranting memberikan suguhan gaya yang beragam. Tak hanya seragam yang serasi, yel – yel dan teriakan bernuansa Nadliyin pun menggelora memberikan semangat para pejuang keagamaan dan sosial kemasyarakatan ini.
“Siapa kita. Fatayat NU, ” teriak ibu – ibu muda asal Desa Patuguran.
Peserta laki – laki, ada yang bergaya ala jamaah Ishari, berseragam putih, bersarung putih dan sandal bangkiak (terbuat dari kayu). Ada yang bergaya ala ustadz dan santri usai kondangan. Bersarung, bersurban dan menenteng berkat (buah tangan dari orang hajatan,red).
Peserta perempuan, tampak bergaya ala ibu – ibu muslimat mau berangkat pengajian hingga berdadan muslimah modern kekinian.
“Saya sangat bahagia melihat para peserta yang begitu semangat ini. Ini menunjukkan bahwa tahun baru Islam dan peringatan kemerdekaan ini dirayakan sepenuh hati, ” Wakil Bupati Pasuruan, KH. Mujib Imron hadir dan menyampaikan pesannya atas kegiatan tersebut.
Tercatat, sekitar 45 peserta mengikuti gerak jalan dengan start Kantor Kecamatan dan melewati jalan raya pantura tersebut.
“Alhamdulillah, semuanya lancar. Luar biasa, gak nyangka. Semuanya seru – seru, ” tukas Laily Qomariyah, Anggota DPRD Kabupaten Pasuruan sekaligus pelaksana kegiatan.
Nuansa peringatan kemerdekaan berbalut sentuhan gerak jalan ala NU tersebut menjadi daya tarik tersendiri. Antusias dan kreatifitas peserta sempat membuat para juri kelabakan. Meski akhirnya harus diputuskan juaranya.
“Semuanya bagus – bagus dan layak juara. Tapi peserta yang pakai bangkiak, kami anggap luar biasa dan layak juara. Jarang – jarang ada orang gerak jalan bisa pakai ini. Ala NU banget karena mengusung seni ishari, ” Ujar Siti Maulidah, salah satu Juri.
di ambil dari 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar